Permasalahan kualitas pendidikan di Indonesia telah menjadi masalah umum dari tahun-ketahun dan menjadi perhatian khusus setiap komponen pendidikan. Setiap komponen system mulai dari pemerintah hingga guru berupaya untuk meningkatkan kualitas pendidikan di Indonesia, bahkan pada tahun 2007-2008 ini telah dirancang suatu proyek Sekolah Berstandar Internasional dan memiliki kualitas internasional, tapi apakah yang dimaksud dengan kualitas itu, dan apakah sesuatu yang sulit untuk dicapai?.
Peran serta seluruh komponen pendidikan sangat diperhitungkan termasuk guru sebagai unjung tombak dalam menghadapi peserta didik dan melaksanakan proses pembelajaran secara langsung. selain berfokus pada proses guru juga dituntut untuk membuat dokumentasi yang sistematis mengenai suatu rancangan materi dan rancangan pembelajaran. Dan hal ini berlaku bagi saetiap guru tidak hanya untuk sekolah yang menerapkan SBI saja akan tetapi untuk seluruh guru.
Berdasarkan hasil observasi dan pengalaman, beberapa guru beranggapan penyusunan dokumentasi secara sistematis yang disebut dengan silabus dan RPP hanya sebagai suatu ”administrasi biasa” dan tidak ada hubungannya dengan kualitas pembelajaran secara umum apa lagi berhubungan dengan SMM (sistem Managemen Mutu). Sehingga administrasi guru hanyalah sebagai pelengkap proses pembelajaran, sedangkan materi dan proses telah terekam di benak mereka, tapi apakah hanya sebatas itu yang mereka pikirkan?.
Apabila dikaji dari Suatu standar internasional sistem manajemen mutu (Quality Management System) yang disebut ISO 9001:2000 maka hal tersebut merupakan dokumen penting sebagai catatan atau acuan dalam mengembangkan dan meningkatkan kualitas pembelajaran, disisi lain ketidak teraturan dokumen dapat dikatakan sebagai kekurangan pelayanan guru sebagai produsen dalam meningkatkan kualitas pelayanan kepada murid sebagai pelanggan. Dalam konsep manajemen mutu kita harus memperlakukan orang yang menerima hasil dari pekerjaan kita sebagai pelanggan-pelanggan kita, dan dari rekaman data/dokumen itulah kita dapat memperbaiki dan perubahannya dirasakan oleh peserta didik sebagai klien atau lebih tepat dikatakan bahwa “proses berikutnya adalah evaluasi dari siswa sebagai pelanggan”.
Oleh karena itu jika disimpulkan, proses seperti ini tidak berlangsung pada proses dibidang manufaktur saja, akan tetapi proses seperti ini terjadi pada industri pelayananj dan jasa. Sebagai contoh dapat dilihat table berikut.
Oleh karena itu jika disimpulkan, proses seperti ini tidak berlangsung pada proses dibidang manufaktur saja, akan tetapi proses seperti ini terjadi pada industri pelayananj dan jasa. Sebagai contoh dapat dilihat table berikut.
Pekerjaan | Pelanggan |
Sales Guru Operator telepon Perhitungan gaji Pencuci sayur | Pembeli barang Murid Pengguna telepon Karyawan Juru masak |
Tabel 1.1 Hubungan antar proses sederhana
Gasperz (2002) mengemukakan Sistem Manajemen Mutu ISO 9001:2000 adalah:
“Persyaratan standar yang digunakan untuk mengakses kemampuan organisasi dalam memenuhi persyaratan pelanggan dan peraturan yang sesuai”.
SMM 9001:2000 berfokus pada proses dan bukan pada produk dengan konsep pola PDCA (plan-do-check-action), apa bila di hubungan maka pendapat ini selaras dengan manajemen pendidikan UU. No. 20 / 2003 diantaranya adalah:
- Pasal 35: Standar nasional pendidikan terdiri atas standar isi, proses, kompetensi lulusan, tenaga kependidikan, sarana dan prasarana, pengelolaan, pembiayaan, dan penilaian pendidikan yang harus ditingkatkan secara berencana dan berkala.
- Bab 4 Pasal 5 Setiap warga negara mempunyai hak yang sama untuk memperoleh pendidikan yang bermutu.
- Bab 3 Pasal 4 Pendidikan diselenggarakan dengan memberdayakan semua komponen masyarakat melalui peran serta dalam penyelenggaraan dan pengendalian mutu layanan pendidikan.
- Bab 1 Pasal 1 Akreditasi adalah kegiatan penilaian kelayakan program dalam satuan pendidikan berdasarkan kriteria yang telah ditetapkan
Secara garis besar kutipan diatas menerangkan bahwa, system pendidikan Indonesia berfokus pada proses guna mencapai mutu yang baik dan dapat memuaskan pelangga..
Apabila dihubungkan dengan pengadministrasian guru pada hasil observasi sementara mengenai pengadministrasian guru maka pengadministrasian guru tersebut diatas tidak memenuhi standar internasional bahkan SNI seperti yang terdapat pada UU. No. 20/2003.
Walaupun secara keseluruhan sistem pendidikan kita sebenarnya telah memenuhi standar ISO 9001:2000 klausul 4.2 seperti adanya kurikulum (sebagai manual), silabus (sebagai prosedur), RPP (sebagai working instruction dan SOP), dan dokumen lainnya seperti foto dan catatan, yang dapat menjadi bukti implementasi, dimana keempat hal tersebut telah termasuk kedalam tingkatan dokumentasi ISO 9001:2000. Maka asumsi sementara peneliti adalah bahwa pemerintah telah merancang suatu sistem namun guru kurang memperhatikan akan pentingnya pendokumentasian tersebut.
Pada ISO 9001:2000 klausul 4.2 persyaratan dokumentasi sangat diperlukan dalam melaksanakan suatu proses kerja, dalam meningkatkan kualitas dan didalamnya termasuk pengendalian dokumen, prosedur, dan pengarsipan. Hal ini menjadi mutlak karena SMM bertujuan untuk merekam dan mendokumentasikan setiap kegiatan yang ditujukan untuk regenerasi sdm dan perbaikan secara berkesinambungan (continuous Improvement).
Susunan dokumen sistem manajemen mutu menganut aturan hirarki, di mana masing-masing dokumen harus ditetapkan tingkatnya sesuai tingkatan-tingkatan yang diperlukan pada kegiatan Lembaga Pendidikan. Dokumen yang lebih rendah levelnya mengandung penjelasan klausul-klausul dokumen yang lebih tinggi dan isinya tidak boleh bertentangan. Adapun hirarki dokumen berdasarkan SMM ISO 9001:2000 adalah manual (dokumen level 1), prosedur (dokumen level 2), Instruksi kerja (dokumen level 3), rekaman bukti (dokumen level 4).
Untuk itu sangat diperlukan keaktifan setiap komponen pendidikan termasuk guru dalam memenuhi sistem dokumentasi guru.
Daftar Pustaka:
Direktorat Jenderal Manajemen Pendidikan Dasar Dan Menengah. Panduan Pembentukan TUK Di Smk-Bi
UU Sisdiknas No.20 thn 2003
BSNP. Standar Isi, Jakarta
BSNP, Penyusunan KTSP, Jakarta
Guruonline.com. Manajemen Berbasis Sekolah
Diktat pelatihan metoda pemecahan masalah dengan pendekatan PDCA, LPMT Jawa Barat, 2005.
Rao Et. al. Total Quality Management; A Cross Functional Perspective.Prentice Hall, 1996.
Gaspersz, Vincent, Total Quality Management. Gramedia Pustaka Utama, Jakarta , 2001.
Gaspersz, Vincent ISO 9001:2000 and continual quality improvement.Gramedia Pustaka Utama, Jakarta : 2002
Gaspersz, Vincent. Pedoman Implementasi Program SIX SIGMA Terintegrasi Dengan ISO 9001:2000. Gramedia Pustaka Utama, Jakarta : 2002.
Center for Quality Assurance, quality_network@yahoogroups.com
3 comments:
Melek administrasi yang tul betul, nyak?!
thanx bro:
pastinya... meskipun males bikin, ya itu lah, berhubungan dengan kualitas, jika adm ga baik, nanti yang ngelanjutin program pasti bingung, dan susah melakukan perbaikan terus menerus (continuous improvement)ato di jepang mah di sebut KAIZEN tea...
ahhaha tos opitmasi ka LinkWithin.com can.. hehehhe sori lupa jurus rahasiana hiji dai... pis ah.. eta caps na ilangkeun.. meh enkeun nu ngasih komentar na tnpa ngisi kode... OL atuh.. syah OL yeuh
Posting Komentar
Silahkan berikan komentar anda disini, terima kasih.